Saya akan menceritakan bagaimana warga Di kecamatan Rote Timur menyambut independence day ini.
Pemerintah setempat akan melaksanakan berbagai lomba dalam memeriahkan
HUT RI. Bidang olahraga:Sepak bola, tarik tambang, bola volley, catur,
gerak jalan, dan lomba lari atletik. Sedangkan bidang seni:menari gong,
puisi, menghafal UUD 1945, sosio darama tutur, dan lomba paduan suara.
Semua lomba tersebt dilaksanakan untuk tingkat SD, SMP, SMA serta
tingkat desa/ klub. Perhelatan akbar ini dipusatkan di Dusun Papela,
tempat dimana saya mengabdi menjadi sebagai seorang guru. ” Masya Allah..saya belum pernah merasakan semangat Agustus seperti yang saya rasa di tempat ini”, kataku dalam hati.
Keramaian di kampung tidak hanya
diramaikan oleh siswa yang akan berlomba dan warga di sekitar lokasi
lapangan Dusun Papela saja. Tetapi juga dimeriahkan oleh masyarakat yang
tinggalnya di dusun dengan jarak puluhan kilo, terpisahkan oleh lautan,
dan di pulau-pulau kecil namun di bawah naungan Kecamatan Rote Timur.
Mereka tidak mau ketinggalan untuk menghadiri acara yang dirayakan hanya
sekali dalam setahun ini.
Warga yang masih tinggal di darat datang dengan truk carteran atau oto bemo (mikrolet
angkutan umum). Sedangkan yang dari seberang pulau, meramaikan agenda
tahunan ini dengan perahu dan sampan mereka. Suasananya seperti orang
yang akan mengikuti program transmigrasi. Mereka datang dengan pakaian
di tas besar (persiapan menginap untuk satu minggu kedepannya), sayuran
(ada beberapa karung),beras tentu saja tak ketinggalan, wajan dan panci
besar, tumpukan kayu api, dan tikar sebagai alas tidur di ruang kelas
sekolah kami. Saya sangat tertegun menyaksikan “pemandangan” ini. Ada
rasa haru yang menyelinap di hati. “Yaa Rabb..begitu semangatnya mereka”
pikirku. Semangat mereka justru tidak saya dapatkan di kota-kota besar
Indonesia. “Ruh” kemerdekaan di ujung negeri ini sangat berbeda dengan
“ruh” 17an di daerah lain yang pernah kudatangi. Lebih brasaaa’..!
Satu per satu warga dari seluruh
penjuru Kecamatan Rote Timur berdatangan. Sekolah kami, SDN 01 Papela
yang hampir setiap tahun menjadi tuan rumah bagi mereka semua disibukkan
dengan aktivitas persiapan lomba dan penyambutan “tamu istimewa” ini.
Saya hanya bisa menatap haru penuh
bangga kepada warga Kecamatan Rote Timur ini. Mereka penuh semangat,
begitu ceria tuk menyambut hari jadi bangsanya. Saya tidak tahu, apakah
semangat mereka semua juga dirasakan anak bangsa di belahan Indonesia
lainnya. Mereka semua larut dalam kegembiraan. Anak laki-laki dengan
sepak bolanya, anak perempuan dengan tarian gong ala Rotenya.
Saya tiba-tiba berpikir, bagaimana
yah perasaan para “ayahanda” di Ibu Kota Negara kita jika menyaksikan
aktivitas ini? Mmm…apa kira-kira komentar mereka yang “disibukkan”
dengan penangkapan seorang pria di luar negeri sana? Sementara anak
bangsa yang di ujung negeri ini, begitu menikmati agenda 17an dengan
segala keterbatasan yang ada di pelosok.
Yah..seperti itulah kawan, masing-masing kita
mempunyai cara untuk memperingati HUT tanah air kita. Di kota ataupun di
pulau pelosok Indonesia semua bisa merasakannya. Tinggal bagaimana kita
memaknai kemerdekaan itu sendiri. Yang pasti, kami di Selatan Indonesia
begitu bahagia. Tentu saja kebahagiaan yang dibarengi dengan doa.
Semoga Allah SWT memperkenankan bangsa ini menjadi bangsa yang
terhormat. Tidak hanya di hadapan bangsa lain, tetapi juga di
hadapanNya. Semoga…
No comments:
Post a Comment